Rabu, 11 Februari 2009

4n4k N39ri



Kisah hidup seorang Denias sebagai anak negeri yang tinggal di suku pedalaman pegunungan Jayawijaya tidak serta merta memupus keinginan Denias untuk melihat dunia. Berkat dorongan ibunda Denias, seorang Pak guru di sekolah darurat (Mathias Muchus) dan seorang tentara yang bernama Maleo (Ari Sihasale), Denias terbantukan untuk belajar dan mengenal Papua sebagai bagian dari negeri Indonesia yang sangat luas. Padahal, ayah Denias (Michael Jakariminela) lebih suka jika sang anak membantunya bekerja di ladang daripada belajar. Memikirkan perut lebih penting daripada otak.

Film yang mengusung tema pendidikan ini seperti mewakili kisah sebagian anak negeri ini (Indonesia) yang bersemangat dan memiliki impian untuk bersekolah namun terhalang karena ketiadaan dana. Keseluruhan film ini mengambil lokasi di Papua dengan tampilan hutan yang masih perawan, pegunungan yang berselimut salju, hewan langka serta adat primitif mendapat porsi cukup banyak di film ini.

Jumat, 06 Februari 2009

SUARA HATI NURANI
RAKYAT TERTINDAS, TERTINGGAL DAN MENGESAMPINGKAN
DARI KERAJAAN GLOBAL


Dia manusia raja sejati atas harta kekayaan dunia, tapi kami manusia termiskin dan tertindas yang penganiayaan serta mengesampingkan atas perampasan, harta kekayaan alam kami secara biadaban, membabi butakan.


Benarkah dia telah miliki kursi raja karena dia duluhan lahir di dunia ini...?
Benarkah dia telah miliki kursi raja karena dia tau berbagai usaha, atau bikin perkebunan atau pertanian dan peternakan...?
Benarkah dia telah memiliki kursi raja karena dia punya Tanah kekayaan lebih dari kekayaan diatas bumi kami...?
Benarkah dia sudah raja karena dia mempunyai harta kekayaan banyak yang titipkan di negeri orang lain, sekarang bongkar ruang kamar barang tanpa seijin apapun penjaga di samping barang/harta itu...?